PROJECT PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (KELAS X) SMAIT AFISKU
Judul Proyek : “CERDIK” (Cerdas Ekonomi Remaja...
Pada tanggal 5 Oktober 2024, SMPIT Al-Fityan Kubu Raya kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam Olimpiade Bahasa Arab tingkat provinsi yang dilaksanakan secara luring di MTs N 1 Pontianak. Dalam ajang kompetitif ini, tiga siswa berbakat, yaitu Azmya Rafanda Desgiri, Athira Meysun Mumtaza, dan Almira Shasci Azzura, berhasil mencapai tujuan mereka dengan gemilang. Azmya Rafanda Desgiri menunjukkan performa luar biasa dengan meraih Juara 1, sementara Almira Shasci Azzura tidak kalah mengesankan dengan meraih Juara 2. Athira Meysun Mumtaza juga mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih Juara 3. Pencapaian mereka tidak hanya membuktikan penguasaan bahasa Arab yang solid, tetapi juga memperlihatkan semangat berkompetisi yang tinggi serta tekad untuk terus belajar dan berkembang. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata ketercapaian tujuan Olimpiade Bahasa Arab, yaitu melatih semangat berkompetisi, memperluas pengetahuan, dan mendukung pengembangan siswa dalam bidang bahasa Arab. Dengan prestasi ini, ketiga siswa berhak melanjutkan perjuangan mereka ke tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 7-9 November 2024. Prestasi ini sekaligus menjadi motivasi bagi seluruh siswa SMPIT Al-Fityan Kubu Raya untuk terus berjuang dan mengharumkan nama sekolah.
Outbound di SDIT Al-Fityan Kubu Raya adalah kegiatan rutin yang diadakan setahun sekali untuk menyalurkan aktivitas gerak motorik peserta didik dan memberikan penyegaran setelah berbagai kegiatan pembelajaran. Selain itu, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar peserta dalam mencapai tujuan bersama serta memotivasi mereka untuk terus mengembangkan kemampuan motoriknya. Kegiatan ini juga berfungsi untuk memperkenalkan program sekolah kepada publik. Acara berlangsung dalam sehari, dibuka oleh Ustadzah Rahmayani, S.Pd.I., M.Pd., selaku kepala sekolah. Terdapat empat permainan utama dalam outbound ini: flying fox, permainan memasukkan air ke gelas menggunakan spons dan meniup bola, bermain hula hoop, dan rebut bola. Rangkaian agenda kegiatan meliputi: 1. Pembukaan 2. Sambutan 3. Doa 4. Lomba 5. Penutupan + Pembagian bingkisan Alhamdulillah, semua kegiatan berjalan lancar dan mendapat apresiasi positif dari peserta maupun panitia. Semoga kegiatan Outbound ini dapat memotivasi peserta untuk terus semangat dalam meningkatkan kemampuan motorik, belajar, dan percaya diri agar menjadi pribadi yang aktif dalam kegiatan di luar kelas.
Kegiatan MABIT, singkatan dari Malam Bina Iman dan Taqwa, adalah acara penting di Al-Fityan School Kubu Raya, khusus untuk siswa putra di asrama. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat iman dan taqwa siswa melalui berbagai aktivitas yang bermakna. Acara dimulai dengan siswa berkumpul di Aula Fawz untuk mendengarkan ceramah dari Ustad Hafif Zulfiqri, S.Pd. Dalam ceramahnya yang bertema "Allah Melihatku," Ustad Hafif menekankan pentingnya kesadaran akan pengawasan Allah dalam setiap tindakan dan perilaku kita. Ia menjelaskan bahwa setiap amal baik dan buruk selalu diperhatikan oleh Allah, sehingga siswa diajak untuk selalu berbuat baik dan menjauhi perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran-Nya. Pesan ini sangat menginspirasi siswa untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri. Setelah ceramah, siswa bersiap untuk tidur agar bisa bangun dengan segar. Sebelum subuh, mereka bangun untuk melaksanakan Qiamul Lail, ibadah malam yang penuh berkah. Suasana tenang menambah khusyuk dalam beribadah, menjadikan momen ini sangat berharga.
SMAIT Al-Fityan Kubu Raya baru saja melaksanakan deklarasi perdamaian melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kebhinekaan. Kegiatan ini berlangsung dari 23 hingga 27 September 2024, diikuti oleh siswa-siswi kelas XI & XII. Selama seminggu, siswa melakukan berbagai kegiatan, termasuk studi literatur mengenai kebhinekaan di Kalimantan Barat dengan menggunakan mind mapping, kliping, miniatur rumah adat dan presentasi PowerPoint. Kegiatan dilanjutkan dengan Seminar Kebhinekaan yang diisi oleh pemateri dari Kanwil Kumham Provinsi Kalimantan Barat. Selanjutnya, diadakan Focus Group Discussion yang mengundang antusiasme tinggi dari siswa-siswi dalam menganalisis stereotip multikultural yang ada. Puncak acara diadakan pada 30 September 2024 di Aula Fawwaz Al-Fityan, di mana siswa menampilkan pertunjukan kebudayaan dari 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Barat. Kegiatan diakhiri dengan orasi dan deklarasi perdamaian oleh seluruh siswa. Harapan dari kegiatan ini adalah agar siswa-siswi semakin menghargai dan toleran terhadap kebhinekaan yang ada di masyarakat.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tema Kearifan Lokal: Budaya Robo-robo dan Perlengkapan Pengantin Suku Melayu Pada tanggal 23 - 30 September 2024, SMAIT AL FITYAN Fase E kelas X melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan tema Kearifan Lokal. Fokus utama dari kegiatan ini adalah memperkenalkan dan mendalami budaya Robo-robo serta perlengkapan pengantin khas suku Melayu. Acara ini merupakan bagian dari upaya memperkuat karakter Pelajar Pancasila, khususnya dalam aspek gotong-royong, kearifan lokal, dan kebinekaan global. Kegiatan ini dibuka dengan sesi Orientasi pada hari pertama, di mana peserta didik mendapatkan pengenalan mengenai budaya Robo-robo, yang merupakan tradisi adat masyarakat pesisir Melayu di Kalimantan Barat. Robo-robo diperingati sebagai wujud syukur dan doa bersama agar terhindar dari mara bahaya, mengandung nilai-nilai spiritual dan kebersamaan yang sangat relevan untuk dikaji lebih dalam oleh para siswa. Pada hari-hari berikutnya, peserta didik terlibat dalam Pendalaman Materi tentang berbagai perlengkapan adat pengantin suku Melayu, seperti penggunaan tanjak sebagai penutup kepala tradisional bagi pria, pokok telok yang merupakan hiasan telur untuk acara pernikahan, tempat sireh yang melambangkan kehormatan, serta manggar sebagai hiasan simbolis di acara adat. Setiap perlengkapan ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga filosofis, mencerminkan kearifan lokal yang kaya makna. Setelah pendalaman teori, siswa berpartisipasi dalam sesi Praktik di mana mereka belajar secara langsung cara membuat dan menggunakan perlengkapan adat tersebut. Keterlibatan langsung ini membantu siswa untuk lebih memahami detail dan makna budaya Melayu.