19 Okt
Admin
00:51 WIB

PENTINGNYA PEMUDA MENGUASAI SEJARAH

Galuh Maulidia, S.Pd.

Guru SMAIT Al Fityan Kubu Raya

 

Mempelajari sejarah adalah bagian yang sangat penting dari cara kita belajar dan mempersiapkan generasi emas dimasa akan datang. Berkata saad bin abi waqash R.a, sebuah pesan indah disampaikan oleh seorang sahabat “Syaidina Alhasan bin Ali bin Abu Thalib R.a “Kami mengajarkan kisah – kisah kepahlawanan Rasulullah, sejalan dengan kami mengajari mereka Al Qur’an. Kurikulum Al Quran dan buku kisah - kisah kepahlawanan”. Perhatian terhadap sejarah menempati posisi yang sangat penting, Al Quran membentangkan sejarah orang–orang yang diberi nikmat, orang –orang yang beserta mereka, kisah orang yang menentang bahkan menceritakan tentang iblis. Tokoh sejarah Ibnu, Kaldun, mengemukakan sejarah sebagai catatan umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat manusia itu.

Melihat kondisi dan perkembangan pemuda masa kini, yang sedang viral di publik dan media sosial, yakni sekumpulan remaja usia sekolah yang mengadakan kegiatan Citayam Fashion Week adalah kegiatan dimana anak-anak Citayam, Bogor, dan Depok berkumpul dan mengekspresikan gaya fashion sesuai selera mereka masing-masing. Itu satu dari sekian contoh generasi muda kita yang sudah terputus dengan sejarah, terutama putus mata rantai dengan para pahlawan. Hal demikian membuat mereka kehilangan jati diri, agama akan ditinggalkan, hingga berkiblat pada budaya Eropa. Mengidolakan publik figur secara berlebihan hingga semua yang dilakukan figur tersebut selalu diikuti. Jika pemuda kita sudah lupa akan sejarah, baik itu sejarah Agama dan sejarah negara Indonesia, maka dengan mudah pemikiran-pemikiran dari luar yang bertentangan dengan budaya kita di Indonesia masuk dan menjadi gaya hidup sehari-hari. 

Ada istilah yang tak asing lagi ditelinga kita, yaitu jika ingin merusak suatu bangsa, maka cukup pengaruhi saja kaum muda untuk jauh dari agama dan jati diri sebagai anak bangsa. Realita yang ada pada remaja kita bisa dilihat dari 3F yakni Fashion, Festival, Food. Fashion yang digunakan sudah mengarah kepada idola, yang menyukai Korea, Barat, dan budaya lainnya berusaha untuk menyamakan gaya berpakaian mereka seperti yang digunakan sang idola.  Festival, tak lain dari lagu – lagu, film, drama dan musik yang sebagian dari fansnya tidak mengetahui arti dan maksud dari liriknya. Bahkan lirik yang menyatakan rasa cinta terhadap sesama jenis, atau lirik yang memuja-muja secara berlebihan yang masuk ke alam bawah sadar pendengar. Itu sangat rentan jika tidak diberikan pemahaman yang benar agar tidak berlebihan dan kehilangan arah. Food, generasi remaja sekarang adalah generasi milenial yang gaya hidupnya berada pada masa yang serba instan, dalam hal ini untuk makanan dan minuman yang dimakan, tidak seutuhnya mementingkan nilai gizi. Namun, lebih kepada makanan ringan instan kekinian bahkan yang sedang viral. Hal itu sudah bergeser dari nilai Islam untuk tawazun atau seimbang menjaga pola hidup agar jasmani dan rohani senantiasa sehat. 

Kondisi yang sedang tidak baik-baik saja ini, membuka mata kita bahwa ada masalah besar yang sedang dihadapi dikalangan pemuda. Karena pemuda hari ini adalah gambaran atau cerminan kehidupan di masa yang akan datang. “Baiknya pemuda sekarang, maka baik pula generasi penerus masa depan”. Dengan itu, besar harapan agar pemuda saat ini mengenal dan memahami sejarah masa lalu untuk menjadi pelajaran yang berharga untuk masa depan.

Generasi saat ini beranggapan bahwa sejarah identik dengan mempelajari masa lalu. Namun sejarah juga berperan penting dalam pendidikan generasi milenial. Sejalan dengan perkembangan zaman, antara generasi milenial dan sejarah cenderung mengalami perkembangan yang bertolak belakang.

Generasi milenial di era global saat ini berpikir sangat realistis, sementara sejarah adalah peristiwa masa lalu, yang menurut mereka sudah berlalu dan berakhir. Tetapi sejarah juga menggambarkan masa lalu suatu bangsa, dan itu terkait dengan apa yang sudah dicapai, kejayaan, atau kemunduran. Bahkan lembaran hitam atau putih serta kesuksesan maupun kegagalan yang dialaminya di masa lampau.

Hal ini berarti bahwa sejarah bisa dijadikan cermin komparatif bagi generasi penerusnya, sehingga jika belajar dari sejarah maka tentunya bisa tau mana yang perlu digunakan, diperbaiki atau ditindak lanjuti, karena sejarah juga merupakan komponen yang penting. Sejarah hari ini adalah peristiwa masa lalu, peristiwa hari ini adalah sejarah di masa yang akan datang. Pemuda hari ini adalah hasil didikan di masa lalu, didikan hari ini adalah peradaban di masa yang akan datang.